Tukak Lambung - Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Tukak lambung adalah luka pada lapisan bagian dalam dari lambung atau pada usus (tukak usus) yang mengakibatkan timbulnya rasa nyeri di saluran pencernaan.

Penyebab dan gejala Tukak Lambung

Tukak Lambung

Penyebab utama dari tukak lambung adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori, penyebab lainnya adalah obat anti radang nonsteroid yang dikonsumsi dalam jangka panjang, merokok, stress dan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan yang dapat memperburuk kondisi tukak yang sudah ada.

Gejala Tukak Lambung

Rasa terbakar atau panas dan nyeri pada perut, hal ini muncul saat perut kosong, khususnya pada selang antara makan siang dan makan malam, pada tukak lambung rasa nyeri ini muncul 30-60 menit setelah makan, dan dapat bertahan 1 sampai 1 1/2 jam, nyeri muncul karena makanan bersentuhan dengan luka.

Pada tukak usus, rasa nyeri ini muncul bisa sampai 3 jam setelah makan, ketika seluruh makanan sudah meninggalkan lambung, rasa penuh di perut, kembung dan bersendawa, mual dan muntah.

Komplikasi tukak lambung

Komplikasi akibat tukak lambung memang jarang dialami pasien, tapi tetap dapat muncul terutama jika tidak ditangani secara tepat. Beberapa komplikasi tukak lambung yang berpotensi serius, meliputi:

1. Pendarahan dalam perut

Hal ini adalah komplikasi tukak lambung yang paling umum terjadi, volume pendarahan bisa ringan atau parah hingga membutuhkan transfusi darah.

2. Peritonitis meski jarang terjadi

tukak lambung berpotensi melubangi dinding lambung atau usus dan menyebabkan infeksi serius dalam rongga perut, komplikasi ini membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit karena dapat berakibat fatal jika dibiarkan.

3. Terhalangnya pergerakan makanan dalam sistem pencernaan

tukak lambung terkadang bisa bengkak atau membentuk jaringan parut yang dapat menyumbat saluran pencernaan sehingga makanan tidak bisa lewat. Komplikasi akan memicu gejala cepat kenyang, muntah-muntah, dan penurunan berat badan. Prosedur operasi mungkin dibutuhkan untuk menangani jaringan parut yang terbentuk.

Pengobatan Tukak Lambung

Langkah pengobatan untuk tiap pasien tentu tidak sama, hal ini karena kita harus menentukannya berdasarkan pada penyebab tukak lambung yang dialami. Beberapa jenis obat yang umumnya digunakan untuk menangani tukak lambung meliputi:

1. Antibiotik.

Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori akan ditangani dengan kombinasi dari beberapa antibiotik, seperti Amoxicillin, metronidazole dan clarithromycin.

2. Penghambat pompa proton.

Jika Anda mengidap tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi nonsteroid, dokter akan menyarankan penggunaan penghambat pompa proton. Obat ini akan mengurangi kadar asam lambung dengan menghalangi kinerja sel-sel yang memproduksi asam lambung. Lansoprazole adalah jenis penghambat pompa proton yang sering digunakan.

3. Obat penghambat reseptor H2.

Fungsi obat ini sama dengan penghambat pompa proton, yaitu menurunkan kadar asam lambung.

4. Antasida dan alginat.

Antasida akan menetralisasi asam lambung untuk waktu singkat, sedangkan alginat akan melindungi dinding lambung. Karena itu, kedua obat ini diberikan untuk mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan lainnya mulai bekerja. Tetapi jika anda menggunakan penghambat pompa proton atau ranitidin, Anda sebaiknya menunggu 1-2 jam sebelum mengonsumsi antasida dan alginat. Buah pisang juga dapat dikonsumsi sebagai alternatif jika anda enggan menggunakan kedua obat ini.

Terapi non farmakologi tukakk lambung

1. Menghindari makanan pedas karena makanan pedas dapat menyebabkan luka dan terbukti dapat memperburuk kondisi lambung (jika menderita sakit maag).

2. Alkohol dan kafein juga harus dihindari oleh penderita maag atau yang beresiko terkena maag. Karena cenderung dapat meningkatkan keasaman pada lambung.

Pencegahan tukak lambung

Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan agar terhindar dari risiko terkena tukak lambung yaitu dengan menjaga kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan memastikan makanan benar-benar matang sebelum mengkonsumsinya. Langkah ini berguna untuk menghindari risiko infeksi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa bakteri H. pylori berpotensi menyebar melalui makanan dan air minum. Berhati-hati dalam penggunaan obat anti inflamasi non steroid agar tidak berlebihan. Mengurangi atau berhenti merokok. Menghindari konsumsi minuman beralkohol.