Dermatomikosis - Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Dermatomikosis merupakan penyakit jamur pada kulit yang secara medis disebut mikosis superfisialis (bagian permukaan kulit). Sedangkan dari berbagai jenis dermatomikosis yang sering mengenai manusia, dikenal dengan kelompok dermatofitosis yang di Indonesia dikenal dengan kurap atau kadas. Sedangkan panu masuk dalam kategori dermatomikosis yang non-dermatofitosis.

Penyebab dan gejala Dermatomikosis

Dermatomikosis

Dermatomikosis disebabkan oleh paparan terhadap jamur sering terjadi, faktor genetik memainkan peran dalam tingkat penularan dermatomikosis kuku dan kaki,dermatomikosi pada hewan misal sapi, marmut, kucing, menyebar dengan mudah pada manusia dan menyebabkan tinea pada ekstremitas, badan dan wajah.

Gejala dermatomikosis

Tinea kutaneus biasanya mempunyai tepi berskuama, eritematus dan meninggi, berbentuk lingkaran (cincin) dan gatal. Pada panu, muncul bercak bersisik halus yang berwarna putih hingga kecokelatan bisa pada daerah mana saja di badan termasuk leher dan lengan, biasanya menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.

Infeksi jamur kulit ini biasanya juga menyerang kaum wanita. dermatomikosi terjadi dalam kulit dan vagina hingga mengalami pertumbuhan setelah mengalami rangsangan, yang menyebabkan infeksi, jamur dapat mengiritasi lebih dari satu kali, dengan ditandai antara lain adanya penebalan, putih, dadih seperti kotoran, peradangan, serta sakit selama buang air kecil atau sewaktu hubungan seksual. 

Diagnosis dermatomikosis

Gambaran spesifik infeksi jamur pada kulit, dengan cara pemeriksaan mikroskopis dari bahan kerokan kulit yang terserang

Pengobatan dermatomikosis

Tinea biasanya diterapi dengan obat topikal, Griseofulvin tablet hanya efektif pada dermatomikosi
Nistatin hanya efektif pada Candida. Mikonazol topikal dan ketokonazol sistemik efektif untuk dermatomikosis dan candida. lama durasi terapi 1 bulan dengan derivat azol.