Dicloxacillin - Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Dicloxacillin merupakan antibiotik golomgan penisilin, mekanisme kerja dicloxacillin adalah dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin binding protein (PBP) sehingga terjadi penghambatan sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri. Bakteri lisis karena aktifitas enzim otolitik dinding sel berjalan terus sementara sintesis dinding sel terhenti.

Dikloksasilin


Struktur kimia dicloxacillin

Dikloksasilin

Indikasi Dicloxacillin

Dicloxacillin digunakan untuk pengobatan infeksi sistemik seperti pneumonia, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi jaringan tulang yang disebabkan oleh bakteri staphilococchi.

Kontraindikasi

Kontraindikasi terhadap pasien yang hipersensitif terhadap golongan penisilin atau komponen lain dalam obat.

Dosis dan Cara Pemakaian

1. Oral:
  • Bayi baru lahir: tidak direkomendasikan. 
  • Anak <40 kg; 12.5-25 mg/kg/hari dosis terbagi setiap 6 jam. 
  • osteomielitis 50-100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam. 
  • Anak >40 kg dan dewasa: 125 250 mg setiap 6 jam. 
  • Dewasa: oral; 125-1000 mg setiap 6 jam. 
2. Dosis untuk spesifik Anak
indikasi: furunkulis: 25-50 mg/kg/hari setiap 6 jam. Osteomielitis: 50-100 mg/kg/hari setiap 6 jam
Dewasa:
  • oral: erissipelas, furunkulosis, mastitis, otitis eksterna, bursitis sepsis, abses kulit: 500 mg setiap 6 jam, impetigo: 250-mg setiap 6 jam, sendi prostetik (prosthetic joint. 
  • terapi supresi jangka panjang: 250 mg sehari dua kali. 
  • Infeksi Staphylococcus aureus sensitif metisilin bila tidak secara IV: 500-1000 mg setiap 6-8 jam. 
  • Penyesuaian dosis pada gagal ginjal: tidak diperlukan. 
Cara pemberian:
  • Diberikan 1 (satu) jam sebelum makan atau 2 (dua) jam setelah makan. 
  • Pemberian obat sesuai jadwal, untuk mempertahankan kadar obat dalam plasma darah. 
Lama terapi:
  • Untuk pengobatan infeksi staphylococcus parah selama 14 hari. 
  • Untuk terapi oral, dapat diberikan 3-6 minggu hingga durasi pemberian obat tidak kurang dari 6 minggu. 
  • Untuk pengobatan osteomielitis dapat diberikan 1-2 bulan dan mungkin juga diberikan selama 1-2 tahun. 
  • Tidak terdialisis (0%-5%) tidak perlu penambahan dosis. 

Efek Samping

Gastrointestinal: mual, diare, nyeri lambung. 

Farmakokinetik

  1. Absorbsi: tingkatan absorbsi dipengaruhi dan dihambat olah makanan. 
  2. Distribusi: dieksresikan hampir ke semua jaringan tubuh, dengan konsentrasi terbanyak di ginjal dan hati; rendah penetrasi dalam cairan serebrospinal; menembus plasenta; masuk dalam ASI. 
  3. Ikatan protein: 96% 
  4. T½ eliminasi: 0.6-0.8 jam, mengalami perpanjangan pada pasien gagal ginjal. 
  5. T max serum: 0.5-2 jam. 
  6. Eksresi: feses; urin 56-70% dalam bentuk utuh; mengalami perpanjangan waktu eksresi pada bayi. 

Peringatan dan Perhatian

  1. Monitoring protombin time pada pasien yang mendapatkan pengobatan bersamaan dengan warfarin. 
  2. Hati-hati bila digunakan pada pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap golongan sepalosforin. 
  3. Eliminasi obat lambat pada bayi. 
  4. Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui: Eksresi obat kedalam air susu ibu, sehingga jika diberikan perlu monitoring, terutama untuk mengetahui adanya reaksi hipersensitifitas pada bayi. 
  5. Faktor Risiko B pada ibu hamil 

Interaksi Dengan Obat Lain:
  1. Interaksi meningkatkan efek toksik: Disulfiram dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar darah dicloxacillin. Jika digunakan bersamaan dengan methotreksat, kemungkinan akan meningkatkan efek dari metotreksat, perlu dilakukan monitoring.
  2. Interaksi menurunkan efek dicloxacillin efeknya diturunkan oleh warfarin dan antikoagulan lainnya.
  3. Kontrasepsi oral kemungkinan juga dapat diturunkan kadarnya oleh obat ini, tetapi data masih terbatas.
Interaksi Dengan Makanan:
Makanan dapat menurunkan tingkat absorbsi obat; dapat menurunkan kadar konsentrasi obat dalam serum.

Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
Dicloxacillin Kapsul 250 mg, 500 mg.

Penyimpanan:
Dicloxacillin kapsul disimpan dalam suhu dibawah 40 C, atau sekitar 15 - 30 C.