Fluoxetin - Kegunaan, Dosis, Efek Samping

Fluoxetin adalah antidepresan serotonin reuptake inhibitor kelas selektif, Fluoxetin bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas dan sirkulasi suatu zat kimia di dalam otak yang disebut dengan serotonin. Dengan meningkatnya kadar serotonin, maka keseimbangan kimia di dalam otak berubah dan gejala ketiga gangguan psikologi tersebut dapat teratasi.

Fluoxetin

Struktur kimia Fluoxetin

Fluoxetin
Indikasi:
Fluoxetin diindikasikan sebagai obat Gangguan depresi major, bulimia nervosa, panik, premenstrual disporik, gangguan bipolar, obesitas, katapleksi, ketergantungan alkohol

Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap Fluoxetin atau komponen-komponen lain formulasi, Pasien pengguna inhibitor MAO, tioridasin, mesoridasin.

Dosis dan Cara Pemakaian:
  • Anak: Depresi: 8-18 tahun: 10-20 mg dapat ditingkatkan sampai 20 mg/hari sesudah 1 minggu.
  • Dewasa: 20 mg/hari pada pagi hari, dapat ditingkatkan sesudah beberapa minggu sebanyak 20 mg/hari maksimum 80 mg/hari, dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis. Dosis 5-10 mg digunakan untuk awal terapi.
  • Orang tua: Awal: 10 mg/hari, dapat ditingkatkan 10-20 mg tiap beberapa minggu, jangan diberikan pada malam hari kecuali pasien mengalami sedasi.
  • Penggunaan secara umum: Berikan jeda setidaknya 2 minggu antara pemberhentian penggunaan MAO inhibitor dengan permulaan penggunaan fluoksetin,

Efek Samping:
  1. SSP: insomnia, sakit kepala, cemas, somnolens.
  2. Endokrin & metabolik: penurunan libido.
  3. saluran cerna: mual, diare, anoreksia, xerostomia.
  4. saraf-otot: lemah, tremor.
  5. Pernafasan: faringitis, menguap.
  6. Kardiovaskular: vasodilatasi, demam, sakit dada, hemorhage, hipertensi, palpitasi.
  7. SSP: pusing, mimpi aneh, berfikir abnormal, agitasi, amnesia, menggigil, emosi labil, gangguan tidur.
  8. Kulit: rash, pruritis.
  9. Endokrin & metabolik: abnormal ejakulasi, impoten.
  10. Saluran cerna: dispepsia, konstipasi, flatulens, muntah, berat badan turun, selera makan meningkat.
  11. Genitourinari: sering berkemih.
  12. Mata: penglihatan abnormal.
  13. Lainya: telinga berdenging, sinusitis, gejala seperti flu.

Peringatan dan Perhatian:
Antidepresan dapat meningkatkan keinginan bunuh diri pada anak, remaja, dan dewasa (18-24 tahun) pada pasien dengan gangguan depresi mayor dan gangguan psikiatrik lainnya. Fluoxetin tidak dianjurkan penggunaannya pada anak-anak, kecuali untuk penanganan gangguan depresi mayor atau gangguan obsesif-kompulsif. Pemantauan yang sesuai untuk semua pasien yang akan menggunakan Fluoxetin yang meliputi perburukan klinis, keinginan bunuh diri, perubahan perilaku, yang sebaiknya didampingi oleh anggota keluarga/pendamping selama prosesnya.

Interaksi Dengan Obat Lain:
  1. Inhibitor MAO non selektif (fenelzin, isokarboksid) atau inhibitor MAO lainnya (linezolid) sebaiknya tidak diberikan dengan Fluoxetin karena menimbulkan reaksi yang fatal.
  2. Tunggu 5 minggu sesudah penghentian Fluoxetin sebelum mulai dengan inhibitor MAO atau 2 minggu setelah penghentian inhibitor MAO sebelum mulai dengan fluoksetin.
  3. Kombinasi dengan selegilin menimbulkan mania, hipertensi atau sindroma seretonin.
  4. Fluoxetin dapat menghambat metabolisme tioridasin atau mesoridasin sehingga dapat mengakibatkan resiko perpanjangan interval QT yang bisa menimbulkan aritmia fatal.
  5. Tunggu sampai 5 minggu setelah penghentian fluoksetin sebelum mulai dengan tioridasin.
  6. Fluoxetin dapat meningkatkan efek aminofilin, beta bloker tertentu, dekstrometorfan, diazepam, fluvoksamin, lidokain, meksiletin, paroksetin, fenitoin, propranolol, risperidon, ritonafir, teofilin, tioridasin, antidepresan trisiklik, trifluoperasin, venKombinasi fluoksetin dengan SSRI dan amfetamin, buspiron, meperidin, nefazodon, antagonis serotonin,(sumatripan), simpatomimetik, ritonavir, tramadol mungkin akan meningkatkan resiko sindroma serotonin.
  7. Kombinasi dengan sumatripan dan antagonis serotonin lainnya dapat menimbulkan toksisitas, lemah, hiperrefleksia, dan inkoordinasi.
  8. Kombinasi dengan litium akan menimbulkan resiko neurotoksik dan peningkatan serum litium.
  9. Kombinasi dengan diuretik kuat (bemetanid, furosemid dan torsemid) akan meningkatkan resiko hiponatremia.
  10. Kombinasi dengan warfarin dapat meningkatkan respons Pemberian bersama NSAID dan obat yang mempengaruhi pembekuan darah dapat meningkatkan resiko perdarahan, monitor.
  11. Efek Fluoxetin dapat ditingkatkan oleh klorpromazin, delavirdin, Fluoxetin, mikonazol, paroksetin, pergolid, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinirol, sulfonamid, NSAID, dan inhibitor CYP2C8/9 atau 2D6 lainnya.
  12. Efek Fluoxetin dapat menurun bila dikombinasi dengan karbamasepin, fenobarbital, fenotoin, rifampin, dan induktor CYP2D6 lainnnya. Fluoksetin dapat menurunkan efek kodein, hidrokodon, oksikodon, tramadol.
  13. Ciproheptadin dapat menghambat efek serotonin reuptake inhibitor. Litium akan dapat diturunkan efeknya oleh fluoksetin.
Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
Fluoxetin Kapsul 10 mg, 20 mg dan Tablet 20 mg

Penyimpanan dan Stabilitas:
Simpan di suhu ruang, 15-30°C

Pustaka:
-MIMS Indonesia Edisi 15 Tahun 2014.
-ISO Indonesia Volume 46 Tahun 2011-2012.