Dexamethasone - Kegunaan, Dosis, Efek Samping

Dexamethasone merupakan glukokortikoid sintetik yang digunakan sebagai antiinflamasi atau imunosupresan dan alergi.

Dexamethasone

Struktur kimia Dexamethasone
Dexamethasone

Indikasi Dexamethasone

1. Sistemik
Dexamethasone terutama sebagai antiinflamasi atau imunosupresan pada berbagai penyakit termasuk alergi, dermatologi, endokrin, hematologi, inflamasi, neoplastik, sistem saraf, ginjal, pernapasan, rematik, dan autoimun dapat digunakan dalam pengelolaan edema serebral, syok septik, pembengkakan kronis, sebagai agen diagnostik, antiemetik. 

2. Pada mata
Pengobatan palpebral dan bulbar konjungtivitis, cedera kornea dari kimia, radiasi, luka bakar termal, atau penetrasi benda asing. 

3. Pada telinga
Pengobatan peradangan meatus auditori eksternal, pengobatan edema yang berhubungan dengan infeksi otitis externa. 

Kontraindikasi

  1. Hipersensitif terhadap dexamethasone atau komponen lain dalam formulasi, infeksi jamur sistemik, cerebral malaria, jamur, atau penggunaan pada mata dengan infeksi virus (active ocular herpes simplex). 
  2. Pemberian kortikosteroid sistemik dapat memperparah sindroma Cushing. 
  3. Pemberian kortikosteroid sistemik jangka panjang atau absorpsi sistemik dari preparat topikal dapat menekan hypothalamic pituitary adrenal (HPA) dan atau manifestasi sindroma Cushing pada beberapa pasien. 
  4. Namun risiko penekanan HPA pada penggunaan deksametason topikal sangat rendah. 
  5. Insufisiensi adrenal akut dan kematian dapat terjadi apabila pengobatan sistemik dihentikan mendadak. 

Dosis dan Cara Pemakaian

1. Untuk pengobatan alergi
a. Pemberian oral:
  • Dewasa: Awal, 0,75-9 mg/hr PO, terbagi dalam 2-4 dosis. 
  • Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien. 
  • Anak-anak: 0,024-0,34 mg/kg/hari PO atau 0,66-10 mg/m2/hari PO, terbagi dalam 2-4 dosis. 
b. Pemberian parenteral:
  • Dewasa: Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis. 
  • Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien. 
  • Anak-anak: 0,06-0,3 mg/kg/hr atau 1,2-10 mg/m2/hr IM atau IV dalam dosis terbagi tiap 6-12 jam. 
2. Untuk pengobatan anafilaksis akut atau reaksi anafilaksis: Dosis oral dan IM:
  • Dewasa: 4-8 mg IM dosis tunggal pada hari pertama. 
  • Kemudian diberikan dosis oral, 1.5 mg PO 2X sehari pada hari ke-2 dan ke-3
  • kemudian 0,75 mg PO 2X sehari pada hari ke-4
  • kemudian 0,75 mg PO sekali sehari pada hari ke-5 dan 6, kemudian hentikan. 
3. Untuk pengobatan syok anafilaksis IV.
  • Dewasa: dosis bervariasi 1-6 mg/kg IV atau 40 mg IV tiap 4-6 jam. 
  • Alternatif lain, 20 mg IV dilanjutkan dengan infus IV 3 mg/kg dalam waktu 24 jam. 

Efek Samping

1. Kardiovaskuler
Aritmia, bradikardia, henti jantung, kardiomiopati, CHF, kolaps sirkulasi, edema, hipertens, ruptur miokardial (post-MI), syncope, tromboembolisme, vasculitis. 

2. Susunan saraf pusat
Depresi, instabilitas emosional, euforia, sakit kepala, peningkatan tekanan intracranial, insomnia, malaise, neuritis, pseudotumor cerebri, perubahan psikis, kejang, vertigo. 

3. Dermatologis
Akne, dermatitis alergi, alopecia, angioedema, kulit kering, erythema, kulit pecah-pecah, hirsutism, hiper-/hipopigmentasi, hypertrichosis, perianal pruritus (pemberian IV), petechiae, rash, atrofi kulit, striae, urticaria, luka lama sembuh 

Peringatan dan Perhatian

  1. Gunakan hati-hati pada pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi, gagal jantung atau gangguan tromboemboli, pasien diabetes, glaukoma, katarak, TBC atau pasien berisiko osteoporosis. 
  2. Hati-hati pada pasien dengan gangguan pencernaan (divertikulitis, ulkus peptik, kolitis ulseratif) karena potensial terjadi perforasi. 
  3. Hati-hati digunakan pada infark miokard akut (kortikosteroid dikaitkan dengan ruptur miokard). 
  4. Gunakan hati-hati pada penurunan fungsi ginjal dan hati. 
  5. Karena risiko efek samping pada usia, gunakan kortikosteroid dengan dosis sekecil mungkin dan periode sesingkat mungkin 
  6. Pengaruh Terhadap Kehamilan: Deksametason diklasifikasikan dalam kategori C. 
  7. Komplikasi, termasuk cleft palate, bayi lahir mati, dan aborsi prematur, pernah dilaporkan pada wanita hamil dengan pengobatan kortikosteroid sistemik. 
  8. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat terapi obat ini semasa hamil harus dilakukan pemantauan tanda-tanda insufisiensi adrenal. 
  9. Kortikosteroid topikal tidak boleh digunakan dalam jumlah besar, pada daerah yang luas dan jangka waktu lama pada ibu hamil. 
  10. Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui: Kortikosteroid terdistribusi dalam ASI
  11. Oleh karena itu ibu-ibu menyusui yang mendapat kortikosteroid sistemik disarankan untuk sementara tidak menyusui lebih dulu. 
  12. Pengaruh Terhadap Anak-anak: Terapi kortikosteroid kronik pada anak-anak dapat berinterferensi dengan pertumbuhan dan perkembangan. 
  13. Pada penggunaan topikal yang luas, dapat menyebabkan toksisitas berupa penekanan Hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA), sindroma Cushing, dan peningkatan tekanan intracranial 

Interaksi Dengan Obat Lain:
  1. Substrat CYP3A4 (minor): Induktor CYP2A6 (lemah), 2B6 (lemah), 2C8 (lemah), 2C9 (lemah), 3A4 (lemah).
  2. Aminoglutethimide: Dapat menurunkan kadar/efek deksametason, melalui induksi enzim mikrosomal.
  3. Antasida: Meningkatkan absorpsi kortikosteroid, selang waktu pemberian 2 jam.
  4. Antikolinesterase: Pemberian bersama akan menimbulkan rasa lemah pada penderita myasthenia gravis.
  5. Anti jamur Azole: Dapat meningkatkan kadar kortikosteroid.
  6. Barbiturat: Akan menurunkan kadar/efek deksametason.
  7. Penghambat saluran kalsium (nondihidropiridin): Kemungkinan meningkatkan kadar kortikosteroid.
  8. Siklosporin: Kortikosteroid dapat meningkatkan kadar siklosporin dan sebaliknya, siklosporin dapat meningkatkan kadar kortikosteroid.
  9. Estrogen: Kemungkinan meningkatkan kadar kortikosteroid.
  10. Fluorokuinolon: Penggunaan bersamaan akan meningkatkan risiko ruptur tendon, terutama pada usia lanjut.
  11. Isoniazid: Konsentrasi isoniazid akan turun.
  12. Antibiotika makrolida: Kemungkinan meningkatkan kadar/efek deksametason.
  13. Penghambat neuromuskuler: Pemberian bersama akan meningkatkan risiko miopati.
  14. Antiinflamasi non steroid, hati-hati karena meningkatkan efek samping pada saluran pencernaan.
  15. Rifampisin menurunkan kadar / efek deksametason.
  16. Deksametason menurunkan efek vaksin. 
  17. Pada pasien dengan terapi kortikosteroid lebih 14 hari, tunggu setidaknya 1 bulan sebelum diberikan imunisasi.
  18. Vaksin hidup: Deksametason meningkatkan risiko infeksi.
  19. Penggunaan vaksin hidup kontraindikasi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah.

Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
  • Tablet Dexamethasone 0,5mg, 0,75mg 
  • Injeksi: amp 4 mg/ml, 5 mg/ml; vial 4 mg/ml 
  • Tetes mata. 

Penyimpanan dan Stabilitas

Larutan Injeksi Dexamethasone Simpan dalam temperatur ruang, Hindari dari cahaya dan penyimpanan beku. Stabilitas injeksi setelah dicampur pelarut adalah 24 jam pada suhu 25 °C, sedang dalam refrigrator 4 °C, 2 hari. Injeksi dapat diencerkan dalam 50-100 mL NS atau D5W