Lactulosa - Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Lactulosa merupakan obat yang digunakan untuk melancarkan buang air besar atau konstipasi dengan cara mengalirkan cairan ke usus sehingga mencairkan feses yang akan dikeluarkan oleh tubuh. Lactulosa diurai oleh bakteri usus besar terutama menjadi asam laktat dampaknya terjadi efek osmotik lokal di usus besar yang mengakibatkan meningkatnya "faecal bulk" dan rangsangan peristalsis. Efek terlihat mungkin setelah 48 jam. Bila dosis besar diberikan untuk hepatic encephalopathy, pH di usus besar berkurang secara signifikan dan absorpsi ion ammonium dan senyawa nitrogen toksik lainnya berkurang, sehingga kosentrasi amonia dalam darah turun dan terlihat perbaikan dari fungsi mental.

Lactulosa

Struktur kimia Lactulosa
Golongan obat Laxative, Osmotik.

Indikasi Lactulosa

Lactulosa digunakan untuk konstipasi kronis, pengobatan dan pencegahan hepatic encephalopathy.

Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap produk laktose, galaktosemia, pasien dalam program bebas galaktose, penderita intestinal obstruction.

Efek Samping

  • Lactulosa menyebabkan abdominal discomfort  akibat kram dan banyak gas (flatulence).
  • Mual dan muntah telah dilaporkan seteleh pemberian dengan dosis tinggi.
  • Penggunaan jangka panjang atau dosis yang berlebihan dapat menyebabkan diare dengan hilangnya cairan dan elektrolit yang berlebihan, terutama kalium.
  • Hipernatremia telah dilaporkan
 

Peringatan dan Perhatian

  1. Hati-hati pemberian pada penderita dengan lactosa intolerance.
  2. Pada penggunaan pertama kali lactulosa seringkali dapat menyebabkan diare.
  3. Jika terjadi diare pada penggunaan pertama, kurangi dosis lactulosa.
  4. Hentikan penggunaan lactulosa jika diare masih terjadi.
  5. Jangan menggunakan lactulosa bersama dengan jenis laksatif yang lain pada penderita portal-systemic encephalopathy karena dapat menimbulkan kerancuan ketika menentukan dosis lactulosa untuk pemakaian jangka panjang berikutnya.
  6. Penggunaan lactulosa dengan dosis berlebih pada penderita dengan komplikasi penyakit hati yang parah dapat memperparah kekurangan cairan dan kalium.
  7. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring kadar kalium dalam darah secara berkala.
  8. Pemberian lactulosa pada penderita Diabetes Mellitus perlu mendapat perhatian khusus karena larutan lactulosa mengandung laktosa dan galaktosa.

Dosis dan Cara Pemakaian

Cara pemberian:
lactulosa pada umumnya diberikan secara oral. Apabila diberikan melalui gastric tube, lactulosa harus dilarutkan terlebih dahulu agar tidak memicu muntah dan aspirasi pneumonia. Lactulosa juga dapat diberikan melalui rektal pada penderita portal-systemic encephalopathy (PSE) dengan kondisi koma, khususnya ketika kemungkinan timbul aspirasi besar.

Dosis Lactulosa:
  • Dosis Lactulosa untuk dewasa, pemberian secara oral: 15-45 mL (20 g/30 mL) 3-4 kali perhari selama 24-48 jam, dosis maksimal: 40 g/hari.
  • Indikasi pencegahan dan pengobatan hepatic encephalopathy, oral: awali dengan dosis 30-45 mL (20 g/30mL) 3-4 kali per hari, kemudian sesuaikan dosis setiap 1-2 hari sampai konsistensi feses yang terbentuk dalam 2-3 kali buang air besar menjadi lembek atau 300 mL (200 g) dicampur dengan 700 mL air atau larutan saline.
  • Pemberian secara rektal, diberikan dalam bentuk enema setiap 4-6 jam atau sesuai dengan yang dibutuhkan.
  • Dosis: bayi, konstipasi, oral: 2,5-10 mL/hari (20 g/30 mL) dalam 3-4 dosis terbagi.
  • Anak-anak, konstipasi, oral: 40-90 mL/hari (20 g/30 mL) dalam 3-4 dosis terbagi.

Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
Lactulosa Sirup 10 g/15 ml

Stabilitas dan Penyimpanan

  • Serbuk maupun larutan lactulosa harus disimpan pada suhu 15 - 30 C.
  • Larutan lactulosa tidak boleh dibekukan karena dapat menyebabkan sediaan menjadi semisolid dan sulit untuk dituang.
  • Paparan terhadap panas dapat menyebabkan larutan menjadi keruh (cloudiness).
  • Sedangkan paparan terhadap panas dan cahaya dapat menyebabkan warna larutan menjadi lebih gelap.
  • Menurut pabrik penghasil sediaan, perubahan tersebut tidak mengindikasikan adanya perubahan potensi.