Furosemide - Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Furosemide adalah obat diuretika yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, furosemide bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi ion Natrium.

Furosemide
Struktur kimia Furosemide
Furosemide

Indikasi Furosemide

Furosemide digunakan untuk penanganan edema yang berhubungan dengan gagal jantung koroner dan penyakit hati, diberikan tunggal atau dalam kombinasi dengan antihipertensi pada penanganan hipertensi.

Kontraindikasi:

Hipersensitif terhadap furosemide atau komponen lain dalam sediaan atau sulfonil urea, anuria, pasien koma hepatik atau keadaan penurunan elektrolit parah sampai keadaannya membaik.

Dosis dan Cara Pemakaian:

A. Dosis dan Cara Pemakaian Bayi dan Anak :
  • Oral: 1-2 mg/kg/dosis dengan peningkatan 1 mg/kg/dosis pada setiap tahap peningkatan, sampai tercapai respon yang memuaskan, dosis maksimum 6 mg/kg/dosis pada rentang tidak lebih dari 6 jam. 
  • I.M dan I.V: 1 mg/kg/dosis dengan peningkatan 1 mg/kg/dosis pada interval 6-12 jam sampai 6 mg/kg/dosis. 
B. Dosis dan Cara Pemakaian Dewasa:
  • Oral: Dosis awal 20-80 mg/dosis, dengan peningkatan 20-40 mg/dosis pada interval 6-8 jam
  • umumnya dosis pemeliharaan adalah dua kali sehari atau setiap hari
  • mungkin dititrasi lebih dari 600 mg/hari pada keadaan edermatous parah. 
1. Untuk hipertensi: 20-80 mg/hari dalam dua dosis terbagi.
  • I.M dan I.V: 20-40 mg/dosis, yang mungkin diulang 1-2 kali sesuai kebutuhan dan ditingkatkan 20 mg/dosis sampai tercapai efek yang diinginkan. 
  • Interval dosis yang umum: 6-12 jam
2. Untuk edema paru-paru akut, dosis yang umum digunakan adalah 40 mg, I.V selama 1-2 menit. Jika belum tercapai respon, dosis ditingkatkan sampai 80 mg.
3. Infus I.V kontinyu:
  • Dosis bolus i.v adalah 0,1 mg/kg diikuti dengan infus i.v kontinyu 0,1 mg/kg/hari-dosis ditingkatkan setiap 2 jam sampai maksimum 0.4 mg/kg/jam jika output urin adalah <1 mL/kg/jam, 
  • Dosis ini telah terbukti efektif dan menurunkan kebutuhan harian furosemid dibandingkan dengan penggunaan furosemid yang tidak teratur. 
4. Gagal jantung refraktori: Oral, i.v: dosis 8 g/hari telah digunakan.
5. Pasien lanjut usia: Oral, I.M, I.V:  
  • Dosis awal: 20 mg/hari, ditingkatkan perlahan sampai mencapai respon yang diharapkan. 
  • Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal : gagal ginjal akut; dosis tinggi (lebih dari 1-3 g/hari melalui oral/i.v) telah digunakan sebagai dosis awal untuk mencapai respon yang diharapkan, dihindari untuk keadaan oligouri. 

Efek Samping:

  1. Hipotensi ortostatik, tromboflebitis, aortitis kronik, hipotensi akut, serangan jantung (akibat pemberian melalui I.V atau I.M), parethesias, vertigo, pusing, kepala terasa ringan, sakit kepala, pandangan kabur, demam, tidak bisa beristirahat, hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalemia, hipokloremia, alkalosis metabolik, hipokalsemia, hipomagnasemia, hiponatremia, dermatitis eksfoliatif, eritema multiform, purpura, fotosensitifitas, urtikaria, rashm pruritusm vaskulitis kutan, spasmus saluran urin, frekuensi uriner, anemia aplastik (jarang), trombositopenia, agranulositosis (jarang), anemia hemolitik, anemia, leukopenia, anemia, gangguan pendengaran sementara atau permanen. 
  2. pada pemberian I.M atau I.V: tinitus, tuli sementara 
  3. pada pemberian i.m atau i.v cepat: vaskulitis, alergi nefritis intestinal, glikosuria, penurunan kecepatan filtrasi dan aliran darah pada ginjal (karena overdiuresis), kenaikan BUN sementara. 

Peringatan dan Perhatian:

  1. Diuretik loop adalah diuretik kuat, monitor dengan ketat dan evaluasi dosis untuk mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, berikan perhatian pada penggunaan bersama obat nefrotoksik atau ototoksik, 
  2. pasien yang tidak diketahui hipersensitifitasnya terhadap sulfonamida atau diuretik lain (kemungkinan adanya sensitifitas silang; hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat reaksi berat). 

Interaksi Dengan Obat Lain:

  1. Hipokalemia yang diinduksi oleh furosemide akan menyebabkan toksisitas pada digoksin dan dapat meningkatkan risiko aritmia dengan obat-obat yang dapat meningkatkan interval QT, termasuk antiaritmia tipe Ia dan III, cisaprid dan beberapa kuinolon (sparfloksasin, gatifloksasin dan moksifloksasin). 
  2. Risiko toksisitas litium dan salisilat akan meningkat dengan adanya diuretik loop.
  3. Efek hipotensi dan efek lanjut pada ginjal dari inhibitor ACE dan anti inflamasi non steroid akan meningkat dengan adanya hipovolemia yang diinduksi oleh furosemide, Efek obat bloker adrenergik perifer atau bloker ganglion dapat ditingkatkan oleh furosemide.
  4. Furosemide dapat meningkatkan risiko toksisitas dengan agen ototoksik lain (aminoglikosida, cis-platinum), terutama pada pasien dengan disfungsi ginjal. 
  5. Efek sinergis diuretik lebih cenderung terjadi pada penggunaan bersama obat antihipertensi lain dan hipotensi dapat terjadi.
  6. Indometasin, aspirin, fenobarbital, fenitoin dan antiinflamasi non steroid dapat menurunkan efek natriuretik dan hipotensif dari furosemid.
  7. Colestipol, kolestiramin dan sukralfat akan menurunkan efek furosemide, beri jarak pemberian 2 jam.
  8. Furosemide dapat mengantagonis efek relaksan otot skeletal (tubokurarin).
  9. Toleransi glukosa dapat diturunkan oleh furosemid, perlu penyesuaian dosis obat hipoglikemik. 
  10. Metformin dapat menurunkan konsentrasi furosemide.
Interaksi Dengan Makanan:
  1. Konsentrasi furosemide menurun dengan adanya makanan.
  2. Hindari dong quai, efedra, yohimbe, ginseng (memperparah hipotensi), bawang putih (dapat meningkatkan efek hipertensi), batasi penggunaan licorice

Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
Tablet 40 mg, Furosemide Injeksi 10mg/ml 2 ml

Penyimpanan dan Stabilitas Furosemide:
  • Furosemide injeksi harus disimpan pada suhu kamar yang terkontrol dan dilindungi dari cahaya. Pemaparan terhadap cahaya dapat menyebabkan perubahan warna. Furosemide jangan dipergunakan jika berubah warna menjadi kuning. 
  • Penyimpanan beku dapat menyebabkan pengendapan atau kristalisasi, pelarutan kembali pada suhu kamar atau penghangatan dapat dilakukan dan tidak mempengaruhi stabilitas obat. 
  • Furosemide tidak stabil pada media asam tetapi stabil pada media basa