Pengertian Emulsi dan tipe emulsi

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi). Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu Fase terdispersi, fase pendispersi, dan emulgator.

Emulsi

Tujuan Pembentukan Emulsi

Tujuan dari pembuatan sediaan menjadi emulsi yaitu:
  • Meningkatkan kelarutan.
  • Meningkatkan stabilitas.
  • Memperbaiki penampilan.
  • Menutupi rasa tidak enak.
  • Efek obat diperlambat.

Tipe emulsi:

  • Emulsi A/M (Air dalam Minyak) yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak
  • Emulsi M/A (Minyak dalam Air) yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air.
Pada emulsi Air dalam Minyak, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi Minyak dalam Air adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik

Surfaktan (surface active agent) atau zat aktif permukaan adalah senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah dalam suatu sistem, mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antarmuka pada sistem tersebut. Energi bebas permukaan-antarmuka adalah kerja minimum yang diperlukan untuk merubah luas permukaan-antarmuka.

Cara menentukan tipe emulsi

Untuk mengetahui sediaan emulsi ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:

1. Uji pengenceran

Metode ini tergantung pada kenyataan bahwa suatu emulsi Minyak dalam Air dapat diencerkan dengan air dan emulsi Air dalam Minyak dengan minyak. Saat minyak ditambahkan, tidak akan bercampur ke dalam emulsi dan akan nampak nyata pemisahannya. Tes ini secara benar dibuktikan bila penambahan air atau minyak diamati secara mikroskop.

2. Uji Konduktivitas

Emulsi dimana fase kontinyu adalah air dapat dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi dibanding emulsi dimana fase kontinyunya adalah minyak. Berdasarkan ketika sepasang elektrode dihubungkan dengan sebuah lampu dan sumber listrik, dimasukkan dalam emulsi Minyak dalam Air maka lampu akan menyala karena menghantarkan arus untuk kedua elektrode. Jika lampu tidak menyala diasumsikan bahwa sistem emulsi Air dalam Minyak.

3. Uji Kelarutan Warna

Bahwa suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi. Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh fase minyak. Jadi ketika pengujian mikroskopik menunjukkan bahwa zat warna larut air telah ditarik untuk fase kontinyu, uji ini diulangi menggunakan sejumlah kecil pewarna larut minyak, pewarnaan fase kontinyu menunjukkan tipe Air dalam Minyak.

Keuntungan Sediaan Emulsi:
  1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
  2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
  3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah discuci bila diinginkan.
  4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal.
  5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
  6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika dibandingkan dengan sediaan lain.
  7. Emulsi juga memiliki keuntungan biaya yang penting daripada preparat fase tunggal, sebagian besarlemak dan pelarut-pelarut untuk lemak yang dimaksudkan untuk pemakaian ke dalam tubuh manusia relatif memakan biaya, akibatnya pengenceran dengan suatu pengencer yang aman dan tidak mahal seperti air sangat diinginkan dari segi ekonomis selama kemanjuran dan penampilan tidak dirusak.

Kerugian Sediaan Emulsi:

Selain keuntungan, ada juga kerugian atau kekurangan sediaan emulsi yaitu Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya tipe ini dan untuk membuatnya sebagai sediaan yang berguna, emulsi harus memiliki sifat yang diinginkan dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah yang berhubungan.

Bentuk ketidakstabilan emulsi:

  1. Flokulasi dikarenakan emulgator kurang, lapisan pelindung tidak menutupi semua bagian globul sehingga 2 globul bersatu membentuk aggregat.
  2. Koalescens dikarenakan hilangnya lapisan film dan globul semakin besar dan bersatu.
  3. Kriming/creaming dikarenakan adanya pengaruh gravitasi sehingga terjadi pemekatan di permukaan dan di dasar.
  4. Inversi fasa dikarenakan adanya perubahan viskositas.
  5. Breaking/demulsifikasi pecah akibat hilangnya lapisan film karena pengaruh suhu.