Ranitidin - Kegunaan, Dosis, Efek Samping

Ranitidin secara kompetitif menghambat histamin pada H2 reseptor dari sel parietal lambung sehingga sekresi asam lambung berkurang dan kosentrasi ion hidrogen berkurang.




Struktur kimia Ranitidin



Indikasi Ranitidin

Ranitidin diindikasikan sebagai terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk tukak lambung, tukak duodenum, active benign ulcer, refluks gastroesofagus (GERD), esofagitis erosif, kondisi hipersekresi patologis. Sebagai bagian regimen multiterapi eradikasi Helicobacter pilory untuk mengurangi resiko kekambuhan tukak duodenal.


Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap ranitidin atau bahan-bahan lain dalam formulasi

Dosis dan Cara Pemakaian:

Cara Pemakaian pada Tukak lambung dan duodenum: anak (1 bulan-16 tahun) oral:2-4 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 kali sehari; dosis terapi maksimum: 300 mg/hari.
Dosis pemeliharaan: 2-4 mg/kg sekali sehari; dosis pemeliharaan maksimum: 150 mg/hari.
IV: 2-4 mg/kg/hari dibagi setiap 6-8 jam, maksimum 150 mg/hari. Cara Pemakaian pada Tukak duodenum:

dewasa: oral: 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari setelah makan malam atau sebelum tidur malam.
Dosis pemeliharaan: 150 mg sekali sehari sebelum tidur malam.

Cara Pemakaian pada Tukak lambung ringan: dewasa: oral: 150 mg 2 kali sehari, dosis pemeliharaan: 150 mg sekali sehari sebelum tidur malam

Cara Pemakaian pada Refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif:
anak 1 bulan-16 tahun: oral: 5-10 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 kali sehari
dosis maksimum: refluks gastroesofagus: 300 mg/hari,
esofagitis erosif: 600 mg/hari.
 
IV:2-4 mg/kg/hari dibagi tiap 6-8 jam, maksimum: 150 mg/hari atau sebagai suatu alternatif infus kontinu: dosis awal: 1 mg/kg/dosis untuk satu dosis diikuti oleh infus 0,08-0,17 mg/kg /jam atau 2-4 mg/kg/hari.

Cara Pemakaian pada Esofagitis erosif: dewasa: oral: 150 mg 4 kali/hari
dosis pemeliharaan: 150 mg 2 kali sehari.
Dewasa: oral: 150 mg 2 kali sehari, dosis atau frekuensi disesuaikan dengan petunjuk dokter
dapat digunakan dosis sampai dengan 6 g/hari.
Eradikasi Helicobacter pilory: 150 mg 2 kali sehari membutuhkan terapi kombinasi.

Cara Pemakaian untuk mencegah heartburn: anak 12 tahun dan dewasa: 75 mg 30-60 menit sebelum mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu heartburn maksimum: 150 mg/24 jam, jangan digunakan lebih dari 14 hari. 

Untuk pasien yang tidak dapat menggunakan obat secara oral:
IM: 50 mg tiap 6-8 jam;
IV: intermittent bolus atau infus: 50 mg tiap 6-8
Injeksi ranitidin dapat diberikan IM atau IV. Injeksi IM diberikan tanpa pengenceran.
Injeksi IV harus diencerkan, dapat diberikan melalui IVP (intravenous pyelogram) atau IVPB (intravenous piggy back) atau infus IV kontinu.
Cara Pemakaian untuk IVP: ranitidin (biasanya 50 mg) harus diencerkan sampai total 20 ml dengan normal saline atau larutan dekstrosa 5% dalam air dan diberikan selama minimal 5 menit. jam
Infus IV kontinu: 6,25 mg/jam. IVPB: diberikan selama 15-20 menit.
Infus IV kontinu: diberikan dengan kecepatan 6,25 mg/jam dan titrasi dosis berdasarkan pH lambung selama 24 jam.
 

Efek Samping

Beberapa efek samping pada saat penggunaan Ranitidin yaitu AV block, bradikardi, premature ventricular beats, takikardia, vasculitis, agitasi, pusing, depresi, halusinasi, sakit kepala, insomnia, malaise, bingung mental, somnolence, vertigo, Alopecia, erythema multiforme, ruam, meningkat kadar prolaktin, nyeri abdominal, konstipasi, diarrhea, nausea, pancreatitis, muntah, hemolytic anemia, agranulocytosis, aplastic anemia, granulocytopenia, leukopenia, pancytopenia, thrombocytopenia, hepatitis, arthralgia, myalgia,kabur penglihatan, meningkat serum kreatinin, pneumonia, anaphylaxis, angioneurotic edema, reaksi hipersensitivitas.

Peringatan dan Perhatian

Gunakan Ranitidin dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati, dibutuhkan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, hindari penggunaan pada pasien dengan sejarah porfiria akut dapat memicu serangan, terapi jangka panjang mungkin berhubungan dengan defisiensi vitamin B12, keamanan dan efikasi belum ditetapkan untuk pasien anak-anak usia <1 bulan.


Bentuk dan Kekuatan Sediaan

1. Tablet Ranitidin 75 mg, 150 mg,
2. Kaplet Ranitidin 300 mg,
3. Sirup Ranitidin 75 mg/5ml (60 ml, 100 ml, 150 ml),
4. Ampul Ranitidin 25 mg/ml (2 ml)

Penyimpanan dan Stabilitas:

Vial injeksi disimpan pada suhu antara 4-30 C. Terlindung dari cahaya, larutan jernih tak berwarna sampai berwarna kuning; warna yang agak tua tidak mempengaruhi potensi. Kantung premixed disimpan pada suhu antara 2-25 C, terlindung dari cahaya. Sirup disimpan pada suhu antara 4-25 C, terlindung dari cahaya. Tablet disimpan di tempat kering pada suhu antara 15-30 C, terlindung dari cahaya.