Amiodarone - Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Amiodarone adalah obat kardiovaskuler golongan antiaritmia, aritmia merupakan obat yang digunakan untuk mengobati detak jantung tidak teratur. Amiodarone sangat efektif untuk pengobatan takikardia supraventricular (detak jantung cepat), tetapi juga dapat digunakan dalam pengobatan takikardi ventrikel yang mengancam jiwa, amiodarone bekerja dengan memperlambat denyut jantung.

Amiodaron

Struktur kimia
Amiodaron

Indikasi Amiodarone

Amiodarone digunakan untuk antiaritmia dan pengobatan Ventrikular aritmia, Supraventrikular aritmia.

Kontraindikasi

Sinus bradikardia, sino-atrial heart block, kecuali pacemaker fitted, cegah pada gangguan konduksi yang parah atau penyakit sinus node, disfungsi tiroid, sensitif terhadap iodine. Cegah penggunaan intravenus pada gagal respiratori yang parah, circulatory collapse, atau hipotensi arteri yang parah, cegah injeksi bolus pada gagal jantung atau kardiomiopati.

Dosis dan Cara Pemakaian

  • Amiodarone secara Oral dosis awal 200 mg 3x sehari selama 1 minggu, lalu 200 mg 2x sehari selama 1 minggu, lalu dosis pemeliharaan 200 mg sehari tergantung respon. Atau dosis bolus s/d 1600 mg/hari selama 1-3 minggu, diikuti dengan 600-800 mg/hari selama 1 bulan, dan dosis pemeliharaan s/d 400 mg/hari.
  • Amiodarone secara Parenteral, Secara intravenus melalui kateter vena sentral, dosis awal 5 mg/kg dalam 250 ml dextrose 5% selama 20-120 menit dengan EKG dimonitor; dosis berikutnya diberikan jika perlu tergantung respon sampai maksimum 1,2 g dalam 24 jam.
  • Dalam keadaan emergensi dapat juga diberikan dengan dosis 150 s/d 300 mg dalam 10-20 ml dextrose 5% secara i.v perlahan-lahan dengan waktu pemberian tidak kurang dari 3 menit
  • injeksi i.v kedua tidak boleh diberikan paling sedikit 15 menit setelah injeksi pertama.

Efek Samping

Mual, muntah, mulut berubah rasa, serum transaminase meningkat (mungkin dosis perlu diturunkan atau diberhentikan bila diikuti dengan gangguan liver akut), jaundice, bradikardia, toksisitas ke paru (termasuk pneumonitis dan fibrosis), tremor, gangguan tidur, hipotiroid, hipertiroid, mikrodeposit pada kornea yang reversibel (kadang-kadang dengan cahaya yang menyilaukan), fototoksisitas, persistent slate-grey skin discoloration.

Aritmia bertambah parah, gangguan konduksi, neuropati perifer dan miopati (biasanya reversibel bila obat dihentikan). Sangat jarang penyakit liver kronis termasuk sirhosis, sinus arrest, bronkospasme (pada pasien dengan gagal pernapasan yang parah), ataxia, hipertensi intrakranial yang tidak berbahaya (benign intracranial hypertension), sakit kepala, vertigo, epididimo-orkitis, impoten, anemia hemolitik atau aplastik, trombositopenia, ruam (termasuk exfoliative dermatitis), hipersensitivitas termasuk vasculitis, alopecia, gangguan penglihatan disebabkan karena optic neuritis atau optic neuropati (termasuk buta), anafilaksis pada pemberian yang cepat, juga hipotensi, respiratory distress syndrome, berkeringat, dan hot flushes.

Peringatan dan Perhatian

Amiodarone tidak boleh diberikan kepada pasien dengan bradikardi, sino-atrial block, atrioventricular block atau gangguan konduksi yang parah lainnya (kecuali bila pasien punya pacemaker), hipotensi, atau gagal pernapasan yang parah. Dapat digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung.  Gangguan elektrolit harus dikoreksi sebelum pengobatan dimulai.

Penggunaan amiodarone harus dihindari pada pasien-pasien dengan sensitifitas iodium, atau sejarah gangguan tiroid. Pasien yang meminum amiodarone harus menghindari paparan cahaya matahari.
Fungsi tiroid, tes fungsi hati atau fungsi paru harus dimonitor secara teratur. Pemeriksaan mata harus dilakukan sekali setahun.

Hati-hati penggunaan pada pasien dengan kerusakan ginjal sedang atau berat karena kemungkinan penumpukan iodium.

Pengaruh Terhadap Kehamilan Kategori D. Amiodarone dan kemungkinan N-desetilamiodaron melewati plasenta. Telah diamati perpanjangan QT dan sinus bradikardia yang transien, goiter bawaan/ hipotiroid dan hipertiroid pada neonatus yang ibunya menggunakan amiodarone pada trimester 2 dan 3 (selama hamil). Amiodarone digunakan selama kehamilan hanya bila alasan keuntungannya melebihi kemungkinan bahaya terhadap fetus.

Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui tidak direkomendasikan. Konsentrasi amiodarone dalam air susu lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam plasma ibu. Selama terapi dengan amiodarone, menyusui harus diberhentikan.

Pengaruh Terhadap Anak-anak, data yang terbatas menyarankan amiodarone dapat digunakan secara hati-hati pada anak-anak tertentu dengan ventrikular atau supraventrikular tahikardi yang refrakter dan untuk pengobatan ventrikular fibrilasi dan ventrikular fibrilasi tanpa denyut yang persisten atau berulang setelah dilakukan kardioversi dan pemberian epinefrin yang cukup. Bila amiodarone akan digunakan secara kronis, spesialis kardiologi harus dikonsul karena obat ini mempunyai farmakologi yang kompleks, absorpsi oral yang jelek, dan reaksi efek samping jangka panjang.

Bentuk dan Kekuatan Sediaan: 
Tablet: 200 mg
Injeksi: ampul 50 mg/ml 3 ml,

Penyimpanan dan Stabilitas

  • Disimpan pada suhu kamar, terlindungi dari cahaya.
  • Ketika dicampur dalam D5W ke konsentrasi akhir 1-6 mg/mL, larutannya adalah stabil pada suhu kamar selama 24 jam dalam poliolefin atau gelas, atau selama 2 jam di PVC.
  • Infus > 2 jam harus diberikan dalam gelas atau botol poliolefin.
  • Jangan gunakan wadah kaca, penyangga dapat menyebabkan pengendapan.