Hydrochlorothiazide adalah diuretik tiazida yang meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. Hydrochlorothiazide dapat diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna, umumnya efek tampak setelah satu jam dan dalam 3-6 jam dieksresikan melalui ginjal.
Struktur kimia
Hydrochlorothiazide selain berefek sebagai diuretik, juga menyebabkan vosodilatasi pembuluh darah arteriol, sehingga dapat menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi. Hydrochlorothiazide bekerja senergistik dengan obat anti-hipertensi lainnya.
Clcr < 10 mL/menit: jangan menggunakan hydrochlorothiazide.
Indikasi Hydrochlorthiazide
Hydrochlorothiazide digunakan untuk penanganan hipertensi ringan sampai sedang, edema pada gagal jantung kongestif dan sindrom nefrotik.Kontraindikasi
Diabetus mellitus dan kemungkinan hipersensitivitas terhadap hydrochlorothiazideDosis dan cara Pemakaian
- Hydrochlorothiazide dapat diturunkan setelah digunakan setiap hari.
- Anak-anak kurang dari 6 bulan 2-3 mg/kg/hari dalam dua dosis terbagi.
- Anak diatas 6 bulan 2 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi.
- Dewasa: terapi Edema 25-100 mg/hari dalam 1-2 dosis, maksimum 200 mg/hari.
- Hipertensi: 12.5 -50 mg/hari
- Peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus dipantau setelah > 50 mg/hari.
- Pasien lanjut usia: 12,5 - 25 mg sekali sehari.
Clcr < 10 mL/menit: jangan menggunakan hydrochlorothiazide.
Efek Samping
Hipotensi ortostatik, hipotensi, fotosensitivitas, hipokalemia, anoreksia, tekanan pada epigastrik.
- Agranulositosis, miokarditis, reaksi alergi (reaksi anafilaktik yang membahayakan hidup), alopsia, anemia aplastik, pneumonitis eosinofilik, eritema multiforma, dermatitis eksfoliatif, anemia hemolitik, gangguan fungsi hati, tekanan pada pernapasan,
- Sindrom Stevens Johnson,
- Trombositopenia dan nekrolisis epidermal toksik.
Peringatan dan Perhatian
- Hindari penggunaan hydrochlorothiazide pada penyakit ginjal parah.
- Gangguan elektrolit berupa hipokalemia, alkalosis hipokloremik, hiponatremia dapat terjadi.
- Gunakan dengan perhatian pada pasien dengan gangguan hati: ensefalopati hati dapat terjadi akibat gangguan elektrolit.
- Gout dapat terjadi pada pasien dengan riwayat gout, gagal jantung kronik.
- Hati-hati pada pasien diabetes dapat mengalami perubahan pada kontrol glukosa.
- Dapat terjadi reaksi hipersensitifitas.
- Dapat memperparah lupus eritematosus atau mencetuskannya.
- Gunakan dengan perhatian pada pasien dengan konsentrasi kolesterol menengah sampai tinggi.
- Fotosensitivitas dapat terjadi.
- Hilangkan hipokalemia sebelum memulai terapi.
- Ada kemiripan sifat kimia antara sulfonamid, sulfonilurea, inhibitor karbonik anhidrase, tiazida dan diuretik loop (kecuali asam etakrinat).
- Penggunaan pada pasien alergi terhadap sulfonamid dikontraindikasikan, hindari jika pernah terjadi reaksi alergi sebelumnya
Interaksi Dengan Obat Lain
- Peningkatan efek hydrochlorothiazide dengan furosemida dan diuretik loop.
- Peningkatan hipotensi dan efek samping pada ginjal dari inhibitor ACE akan menghasilkan diuresis berat pada pasien meningkatkan efek hiperglikemia dari tiazida pada diabetes mellitus tipe 2.
- Siklosporin dan tiazida akan meningkatkan risiko gout atau toksisitas ginjal.
- Toksisitas digoxin dapat meningkat jika tiazida menginduksi hipokalemia atau hipomagnesemia.
- Toksisitas lithium dapat jika tiazida meningkatkan ekskresi ginjal litium.
- Tiazida dapat memperpanjang durasi pada penggunaan bloking neuromuskular.
- Efek hipoglikemia dapat diturunkan.
- Penurunan absorpsi oleh kolestiramin dan kolestipol.
- Antiinflamasi non steroid dapat mengurangi efikasi tiazida, menurunkan efek diuretik dan antihipertensi.
Interaksi Dengan Makanan
- Makanan dapat mengurangi absorpsi hydrochlorothiazide.
- Hindari dong quai untuk penanganan hipertensi (karena mempunyai aktifitas estrogen).
- Hindari efedra, ginseng dan yohimbe.
Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
Hydrochlorothiazide tablet 25 mg
Penyimpanan:
Disimpan ditempat yang kedap udara.
Hydrochlorothiazide tablet 25 mg
Penyimpanan:
Disimpan ditempat yang kedap udara.